Minggu, 16 Mei 2010

Hati yang menjadi tenang

Hati adalah organ tubuh manusia yang sangat penting. Hati itu tak ubahnya seperti sebuah besi, dia akan berkarat apabila lama tak bertemu asahan atau lama bercampur dengan udara lembab. Hati adalah tanaman hijau yang membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya sebaliknya tumbuhan itu akan layu dan mati bila tidak mendapatkan air. Sedangkan manusia sang pemilik hati itu selalu dikelilingi oleh musuh dalam kehidupannya. Nafsu amarahnya yang selalu membawanya pada kehancuran, begitu juga dengan nafsu dan syetan selalu mengiringinya dan selalu siap sedia menggodanya disetiap kesempatan. Sehingga untuk membendung serangan-serangan itu manusia harus membentengi hatinya dengan Zikr kepada Allah SWT.

Sesungguhnya seseorang hamba tidak akan pernah melakukan segala jenis dosa baik dosa besar maupun dosa kecuali dia berada dalam keadaan lalai dalam mengingat Allah. Kelalaian adalah pintu gerbang bagi syetan untuk masuk kedalam hati manusia. Ketika seseorang lalai dalam mengingat Allah syetan akan menguasai dirinya dengan mudah. Sehingga dia terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan dosa yang menjadi sumber dari segala sumber kegelisahan dan kesengsaraan itu. Allah SWT telah menyatakan hal ini dengan jelas dalam firmanNya,

“Dan siapa saja yang berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan kami akan menghimpunnya dalam neraka dalam keadaan buta.”(Thaaha:124).

Lalu mengapakah kita terkadang masih merasakan gelisah yang tidak menentu padahal setelah sholat kita selalu berzikir kepada Allah? Sesungguhnya zikir itu tidak hanya terbatas dilakukan sehabis sholat sebagaimana yang biasa kita lakukan. Kemudian selepas sholat kita lupa dengan Allah yang maha perkasa dalam membolak-balikkan hati. Lupa dengan perintahnya kemudian terjerumus kedalam lembah larangannya. Sesungguhnya zikir adalah selalu mengingat Allah dalam situasi apapun. Susah dan senang selalu menyertakan Allah di dalamnya.

Inilah ciri-ciri orang yang beruntung dan mendapatkan ketenangan hati yang disebutkan Allah dalam firmannya, “Dan banyak-banyaklah mengingat Allah supaya kamu memperoleh keberuntungan.” (Al Anfaal:45). Dalam ayat yang lain Allah berfirman, “Dan laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab:35).

Imam ibnu Taimiyah memberikan gambaran yang sangat indah terhadap urgensi zikir bagi hati. Dia berkata, “Zikr bagi hati bagaikan air bagi ikan, maka bagaimanakah keadaan ikan apabila berpisah dari air?”

Imam Hasan Al Basri pernah berucap, “ Carilah kenikmatan iman pada tiga hal; dalam sholat, zikr dan membaca Al Qur’an. Jika kamu mendapatkannya (maka beruntunglah kamu) jika tidak maka ketahuilah bahwa pintu kebaikan telah tertutup.”

Dzikir adalah kehidupan bagi hati dan kelapangan dada. Dia adalah tempat mengadu dikala derita dan tempat berbagi dikala suka. Sebesar apapun beban yang dipikul akan terasa ringan jika selalu mengingat Allah. Karena kita yakin bahwa Allah SWT tidaklah memberikan cobaan yang berada diluar kemampuan hambanya. Dengan membiasakan hati berzikir kepada Allah akan membuat hati ini merasa aman dari segala bentuk kegelisahan dan kejahatan makhlukNya.

Dikala kita terus mengingatNya disaat itulah hati kita akan dipenuhi oleh perasaan tenang karena segala yang terjadi merupakan skenario Allah SWT atas hambanya sedangkan kewajiban kita hanyalah menjalani skenario itu dengan baik. Ingatlah selalu akan firman Allah yang artinya, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang.(Ar Ra’du:28)